Powered By Blogger

Senin, 24 Februari 2014

Virus Merah Jambu

Virus merah jambu, pertama kali aku dengar kata2 itu pada masa putih abu - abu. Menyandang status sebagai anak SMA di sekolah negeri yang lumayan dikenal namanya, SMANIC (nama sebutan untuk sekolahku). Sebelumnya, aku tak mengenal makna virus merah jambu yang notabene sering dibicarakan saat itu. Hingga suatu ketika, seorang kakak kelasku menanyakan tentang hal tersebut, aku hanya menjawab dengan gelengan kepala sambil memasang mimik wajah polos pertanda bahwa aku tak tahu. Seiring berjalannya detik demi detik, kutemukan maknanya. Ya, virus merah jambu diidentikkan dengan kondisi jatuh cinta. Seseorang yang terserang virus merah jambu tandanya sama persis seperti orang yang dilanda rasa cinta. Entah apa filosofi yang mendasari hal itu, tidak kuketahui sampai saat ini. Ya, bagiku tak terlalu penting kapan dan siapa pencetus istilah itu.
Kali ini aku hanya ingin berceloteh tentang sedikit banyak makna virus merah jambu. Dulu kukira jatuh cinta hanyalah sekedar memiliki perasaan terhadap lawan jenis. Perasaan yang ketika kita melihatnya maka jantung berdetak lebih cepat, aliran darah menjadi semakin deras, dan senyum terulas dengan sangat mudahnya. Sesederhana itukah makna cinta? Oh kurasa tidak, cinta bagiku bukan hanya sebuah perasaan. Perasaan yang dengan mudahnya terlontar dari lidah semua insan. Cinta bahkan bukan hanya kata benda yang bisa kalian salahkan kehadiran dan keberadaannya. Cinta tak pernah diminta saat gelap dan terang sekali pun, bahkan sebagian menyangsikan kehadirannya. Cinta tidak pernah salah kawan, dia terlalu lembut dan suci. Bayangkan jika tidak ada cinta di hidupmu, mungkin hampa. Tak ada kisah dan kenangan yang mampu membuatmu tersenyum, tertawa, menangis, marah dan terluka. Percayalah, lebih baik pernah merasakan manis dan pahit kehidupan sekalipun daripada harus menikmati rasa hambar tanpa adanya pengalaman yang membuatmu belajar. Masalah dan pengalaman mengajarkanmu menjadi dewasa, melatihmu bersikap bijak, serta menuntunmu membangun benteng pertahanan diri yang lebih kokoh. Heeemmm, cinta tidak hanya untuk lawan jenis yang nantinya hanya berkandidat sebagai kekasihmu. Sang Maha Cinta menganugerahkan perasaan suci untuk kita rasakan kepada banyak orang. Saat kalian memutuskan untuk jatuh cinta, saat itulah kalian harus siap menyiapkan diri. Siap bertemu dengan kehilangan dan rela berkorban juga tak bisa kalian hindari. Ayolah, aku tau kalian bukan pengecut. Aku yakin kalian sanggup melakukan semua yang akan jadi risiko jatuh cinta. Tulus, bertanggung jawab, itu kuncinya. Kalian sanggup mencintainya, sanggupkanlah pula untuk menjaganya. Berjanjilah untuk selalu menyebut namanya dalam doamu. Kamu tidak perlu berusaha untuk tidak membuatnya menangis, tapi berusahalah untuk selalu menyediakan bahu untuk sandaran tangisannya, dan relakanlah tanganmu untuk menjadi sapuan air mata yang mengalir di pipinya. Tak perlu jadi yang sempurna, kamu hanya cukup menjadi penyempurna hari - harinya. Bahkan tak perlu memilikinya, berbahagialah cukup dengan mencintainya, tanpa balas. Ya, kalau berbalas itu akan menjadi lebih baik tentunya hhe. Jangan takut untuk tidak bahagia, karena saat yang kau cintai bahagia maka kebahagiaan pun akan mengitari relung hatimu. Tuhan tau apa yang kau butuhkan, dan akan memberikanmu segalanya di saat yang tepat, yang ku yakin tak akan pernah terbayarkan oleh pemberian apapun baik dari seorang yang paling kau cinta. Berjanjilah tetap menjaga cinta, baik dengan atau pun tanpa sosok yang kau cinta di sisimu. Selamat datang cinta :D Posted via Blogaway
Posted via Blogaway

Tidak ada komentar: